Wednesday 27 June 2012

Salah Memberi Hadiah

Belajar, adalah kata yang paling dekat dengan peran kita sebagai orang tua. Ya, ini juga yang sedang terjadi pada Mama dan Ayah beberapa hari kemarin, Nak.

Kami salah memberi Abang Iq hadiah.

Kok bisa?

Ya, rupanya, belum saatnya Abang memiliki sebuah laptop. Meski itu adalah hadiah atas prestasi Abang kelas 3 kemarin, sepertinya lebih baik kami memberikan yang lain.

Sejak Abang memiliki laptop, Abang lupakan semua kewajiban. Sholat, mengaji, makan bahkan tidur pun terganggu. Bawaannya main bolaaaaa terus.

Futsal, main game bola, main bola dengan Zaki, main bola kertas... hmmm, Ayah sampai pusing liatnya. Itulah mengapa akhirnya, Mama dan Ayah memikirkan cara paling tepat untuk menyingkirkan si Asus dari dekat Abang.

Jika disembunyikan atau disimpan, tentu ngga fair, karena itu hak Abang. Maka kami pun punya cara. Mama beli tuh Asus, dengan harga 1000rm dan langsung masuk ke tabungan Abang di Indonesia.

Malam itu,
Abang sepakat menjual si hitam kesayangannya, ke Mama.
Sebagai hadiahnya, Mama masih memberikan bonus 25rm...

Semoga Abang lebih pandai memanfaatkan waktu ya Nak yaa...
dan semoga, Allah mudahkan Abang dan adik2 dalam setiap mimpi dan cita-cita, aamiin...

Thursday 14 June 2012

Farid Belajar Berdiri dan Berjalan

Alhamdulillah...

Memasuki usia 10 tahun, Farid sudah bisa berdiri berpegangan, merambat dan berjalan jika dipegang.

Malah kemarin, Farid main bola!

Wah, kok bisa? Iyaaa... dipegangin Ayah, Farid lari sana sini menendang bola. Duuuhhh, babyyyy... baru belajar jalan, Sayangkuuuu...

Zaki Kabur?

Pukul sepuluh pagi. Mama bersiap menidurkan Farid ketika HP Mama berbunyi. Tak sempat mengangkat, sebuah SMS pun masuk.

Ibu boleh telepon saya sekarang?

Demikian bunyi sms-nya. Mama sms balik karena pulsa habis. Ternyata Teacher Mala, mengabarkan Zaki kabur dari sekolah dan jalan kaki hingga sampai depan KTC. Astaghfirullah... kaget! Mama pun bersiap menuju sekolah.

Setiba di sekolah, Teacher mengajak Mama masuk ruangannya. Di dalam dijelaskan bahwa Ayah sudah datang duluan tadi. Menurut Teacher Mala, saat ditanya Ayah, Zaki bukannya kabur. Tapi mengejar Ayah untuk minta diambilkan sepatu. Hari sebelumnya, Cikgu bilang bahwa semua anak wajib memakai sepatu jika ingin main di playground. Dan hari itu, Zaki datang dengan sandal karena sepatunya basah.

Masya Allah...

rupanya itu alasannya hingga Zaki berani pulang sendiri.

Ah, Nak...
Jadilah selalu anak yang berani membela kebenaran...
Mama luv U

Tuesday 12 June 2012

Libatkan Allah dalam Setiap Masalah

Ya, Nak. Saat menjalani hidup, libatkan Allah dalam setiap detak jantungmu. Allah adalah pemilik diri dan jiwa kita. Allah Mahatahu keperluan kita, Nak.

Seperti cerita tentang Farid beberapa hari ini.

Beberapa hari sebelum demam tinggi, Farid tak mau menelan setiap makanan yang disuapkan padanya. Ia memang tetap membuka mulutnya dan membiarkan makanan masuk, tapi tidak ditelannya. Jadilah ketika suapan ketiga, makanan itu dimuntahkan semuanya.

Mama sedih mendapati hal ini.

Hari pertama, Mama masih cukup tenang, meski hati kian sedih. Hari kedua... ketiga, keempat. Mama mulai khawatir, karena tak satu suap pun masuk ke perut Farid. Padahal biasanya minimal dua mangkuk besar ia lahap.

Kami baru tahu ia menderita radang tenggorokan ketika diperiksa.

Mama meminumkan obat tapi dimuntahkan Farid. Alhasil tak satu sendok pun ia konsumsi obatnya. Antibiotik mama cegah dulu. Hanya obat demam, 2 kali dan obat batuk, 3 x pemberian. #setelah sepuluh bulan full tanpa obat, :-)

Lalu Mama berdoa. Meminta Allah, Penggenggam jiwa anak-anak Mama, untuk membantu Farid menelan.

Hari pertama, tetap, tak ditelannya.

Hari kedua, Mama mencoba memberi air putih setiap satu sendok makanan, tapi kasihan juga karena jadinya kenyang air, :-(

Lalu Mama memberi ASI setiap satu suapan. Pada percobaan kedua, Farid malah menggigit nenennya kuat-kuat, hiks...

Dan Mama tak henti berdoa.
Meminta Allah agar mengajarkan kembali pada Farid untuk menelan makanannya.

Alhamdulillah, doa Mama terkabul.
Melihat Farid mau menelan, Mama langsung sujud syukur...
Berlebihankah Mama, Nak?

Mama rasa tidak...
setiap kebaikan dan kesuksesan kalian, sekecil apa pun itu, adalah sebuah nikmat tak terkira untuk Mama.

Maka, Nak...
Terus libatkan Allah dalam setiap ayun langkah kalian...
Allah akan datang membantu...

#luv U kids...

Monday 11 June 2012

Farid, Mentari di Tengah Mendung

Muhammad Yusron Farid.

Kamu lahir di saat kami sedang berada dalam kesempitan, Anakku.

Ayahmu sedang mengejar submit thesis untuk PhD beliau saat itu.

Dan bagaimana dengan kondisi ketika kamu di rahim Mama?

Ahh, banyak cerita, limpahan air mata dan senyum yang menjelma dari setiap keadaan yang kami lalui saat itu.
Ketika begitu banyak keterbatasan dana, Allah cucurkan rahmadNya di setiap sisi lain dalam kehidupan kita.

Benar adanya, bahwa kasih sayang Allah itu nyata. Dan kami sungguh merasainya.

Meski tak berlimpah, tapi setiap kebutuhanmu tercukupi, Sayangku.

Pun untuk menyambutmu di dunia, Allah mudahkan setiap persoalan kami.

Allah pula yang memberikan limpahan rezki saat kau hadir. Bahkan setiap Mama perlukan sesuatu, Allah beri dengan cara yang tak pernah kami duga sebelumnya.

Itulah sebabnya kami pilih nama Yusron, pemberian Mbah Halim untukmu.
Kami berharap, hidupmu selalu dilimpahi kemudahan dari Rabbmu, Nak...

Kini.
Tanpa terasa usiamu sudah 10 bulan lebih.

Alhamdulillah, meski sempat batuk pilek dan demam dua minggu kemarin,
sempat ngga mau nelan makanan hingga Mama benar-benar serius meminta ALlah membantumu supaya pandai nelan lagi, kini kamu kembali menjadi baby Mama seperti sebelumnya.

Tidur nyenyak, makan banyak...

Teruslah sehat, Sayang...
Tambah besar dan kuat ya Nak yaa...
Dimudahkan tumbuh dan berkembang ya Shalih yaa...

Kau adalah matahari yang ALlah ciptakan untuk menerangi mendung yang sempat menaungi hidup kami...

sukses dunia akhirat ya sayangku,
Luv U, Mama

Zaki yang Disiplin

Setiap anak berbeda, kami yakin itu. Setiap anak adalah unik, lengkap dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Dan soal disiplin, Zaki sudah menunjukkannya.

Letakkan sandal ditempatnya, ini tempat gunting, itu tempat buku-buku, wadah mainan di sini, bla... bla...

Alhamdulillah, Zaki selalu mengingatnya.

Pun ketika di rumah ini disebutkan sebuah aturan:

"Gunakan sandal dan pipis di toilet ya Mas Shalih"

Zaki yang paling mematuhinya.

Ia akan protes pada siapa pun yang melanggarnya.

Suatu ketika, bu Nurma mengajarkan Zaki untuk menghilangkan najis waktu mencuci kaki di tandas. Dengan detail, Zaki mengikutinya dan mengajarkan hal yang sama pada kami, Mama... Ayah dan Abang.

Salut buat Zaki!
Sukses ya Naakk!

Luv U, Mas!

Berjuanglah, Bang!

Akhir-akhir ini, Abang suka sekali dengan bola. Ya, bahkan Abang bermimpi menjadi seorang pemarin bola profesional seperti Ronaldo.

Ketika Mama bilang, bahwa pemain bola itu bisa cedera, Abang tak gentar.

"Itu resiko, Ma!" jawabnya mantap.

Hmm... sejatinya Mama dan Ayah yang terlalu khawatir tentang ini. Memang, tak ada salahnya menjadi pemain bola. Bahkan jika memang takdirmu demikian, Mama dan Ayah pun akan ikhlas dan mendukung. Tapi melihat masa depan dan tabiat hidup para pemain beken, Mama Ayah sungguh kian khawatir.

Belakangan,
Abang juga sering mengabaikan tugas sekolah. Homework suka dilewatkan begitu saja. Semangat belajar Abang pun kian surut. Akibatnya, Abang agak kesulitan memahami pelajaran yang dibuktikan dengan nilai yang jauh dari target.

Mama dan Ayah memang tak pernah memasang target prestasi untuk anak-anaknya.

Tapi, Mama dan Ayah sangat paham, karakteristik dan sifat Abang.

Abang tak mau kalah.
Abang tak suka menyerah.

Itulah makanya, Nak...
Berjuanglah!

Raih harapan yang sudah kaucanangkan. Mama dan Ayah akan selalu mendukungmu!

Love U, Bang...