Saturday 13 July 2013

Bismillah dan Aamiin

Farid, 1 tahun 11 bulan, Alhamdulillah dah makin cerewet. Jika dari setahun dua bulan ia suka ber'heh-heh" tapi gak ber-ooo, sekarang ia nambah kosakata.

Ceritanya empat hari lalu, sebelum nenen, seperti biasa Mama membiasakannya baca basmallah. Alhamdulillah, dia nyahut:

Mama  : Bis
Farid  : millah --sambil mengusap tangan di muka--

aaaahhhh senengnya Mama.

Malamnya pas mau tidur, seperti biasa berdoa dulu.
Farid: mengangkat tangan lalu mengusap muka dengan bilang aamiin

Mama: --teriak-teriak manggil Abang dan Ayah untuk menyaksikan Aamiin pertama Farid..

Tambah pinter ya Nak... aamiin

Thursday 11 July 2013

Puasa Para Abang

Alhamdulillah, memasuki hari ketiga Ramadhan.

Sejak sebelum Ramadhan, kami sekeluarga *kecuali Farid tentunya*, semua selalu berkampanye soal pentingnya puasa pada Zaki. Maklum, track record Zaki yang sedikit sulit saat bangun pagi dan sekolah sempat membuat kami khawatir.

Dan seperti ketika Thariq belajar puasa dulu, saya pun menawari sekian RM 60 sebagai hadiah jika puasanya penuh, serta mereduksinya menjadi satu ringgit per hari jika ada yang bolong. Mungkin bagi sebagian orang langkah ini tidak dilakukan, tapi untuk anak-anak, cara ini lumayan efektif. Sudah dua Ramadhan ini Thariq sudah memahami bahwa puasa itu wajib dan enggak perlu dibagi duit, :-)

Kembali ke Zaki.

Semakin dekat dengan Ramadhan, semakin gencarlah kami berkampanye soal keuntungan orang berpuasa. Sesekali Thariq meledeknya, meremehkannya dengan maksud untuk melecut semangatnya.

"Zaki pasti enggak kuat puasa. Asyikkk, uangnya buat Abang, ya, Ma!"

Dan Zaki pun marah-marah, mengatakan bahwa ia pasti kuat. Dilihat dari wajahnya, ia tampak kurang yakin, hehehe....

Dan datangnya hari itu: sahur pertama.

Agak sulit membangunkan Zaki, seperti biasanya setiap pagi.

Kami: "Bangun, Zak. Sahur. Sunnah Rasul"
Zaki: "Sunnah, bukan wajib!" --bentak-bentak sambil merem--
Mama: "Eh, marah-marah... hayooo, bulan Ramadhan kok marah-marah."
Zaki: "Enggak Ma." --suara lebih tenang--
Kami: "Ya udah, bangun. Nanti kalau enggak sahur enggak kuat puasa, lho."
Abang: "Sahur itu ada batas masanya, Zaki! Bukannya suka hati!"
Zaki: "Iya.. iya!"

Zaki bangun dengan lemas, duduk dengan mata merem, dan membuka mulut saat disuapi. Alhamdulillah, habis juga sepiring nasi dan ayam yang Mama ambilkan. Ditambah segelas air jus buah dan beberapa teguk air putih.

Pagi itu, Zaki bangun pukul 10.30 dengan wajah ceria. Senyum-senyum. Saat Syauqi memanggilnya, ia pamit mau main sepeda. Saya dan Thariq panik melarangnya.

"Nanti kamu batal puasanya, Zakiiii...!" teriak Thariq.

Zaki sempat memberontak tapi kemudian menurut dan main di rumah bersama Thariq.

Saat saya tawari untuk mandi pas sedang panas-panasnya cuaca *takut dia kehausan* Zaki bilang enggak haus. Saat saya tanya, "Zaki lapar?" Dia menggeleng.

Alhamdulillah, seru saya dengan senyum.

Dua jam menjelang buka.

"Ma, Zaki puasa penuhnya besok aja, ya. Zaki pengen makan brownies," katanya saat melihat saya memotong brownies untuk Farid.

"Ihhh, nanti uang enam puluh ringgitmu terbang, lho, Zaki!" teriak Abangnya dari kamar.

Zaki pun mengurungkan niatnya tapi kembali ingin bermain sepeda dengan Syauqi.

Saya menawarkan solusi lain. Mengajaknya jalan-jalan ke Hutan Bandar, di Mutiara Rini. Dia sepakat.

Kami berangkat menjelang pukul enam dan sampai di sana tepat pukul enam. Anak-anak langsung lari menuju persewaan sepeda. Sayangnya saya lupa mengambil uang. Di dompet tinggal seringgit, karena habis dipakai belanja semalam. Ahhhh, penonton eh anak-anak kecewa.

Untunglah, ada ide dari Zaki untuk jalan-jalan di hutannya. Kami pun berjalan di area hutan, bukan di tempat permainan. Hmm, untuk emak yang sedang menyusui, lumayan juga, boookk! huft, keringetan bikin haus. Tapi maluuuu dong, masak anak-anaknya segar bugar emaknya lemes. Akhirnya, masang wajah senyum meski bibir dan tenggorokan kering kerontang, wkwkwkw.

Setelah berjalan berkeliling, mereka pengen main di playground yang cukup luas dengan permainan yang cukup menantang. Melihat sekeliling, tidak ada satu orang melayu pun kecuali kami. Playground didominasi penduduk China dan India, hohoho.... *ya iya laaahhhh, puasa pertama gitu lhooo*

Dan anak-anak main. Lumayan lama sampai jam tujuh. Kami pun pulang. Rencananya mau muter ke Kedai Nisa dulu beli ice cube untuk es teler di rumah. Alhamdulillah esnya habis, :-P
Keliling kedai lain pun habis, :-P *akhirnya bahan2 es teler disimpan sampai esoknya, hehehe

Sesampai di rumah, sudah mulai gelap. Belum ada suara adzan. Zaki bolak balik ke dapur, melihat satu demi satu makanan yang mau dimakannya.

Dan ketika adzan, langsung makan kurma, minum air mango, makan ayam, minum air putih, minum milo, makan ayam lagi, makan sayur, minum air mango lagi... whuaaaa, ga berhenti-berhenti, hihihihi...

Pun hari kedua, Zaki sekolah dan tidak mengalami masalah berarti. Saat membuka kulkas dia bilang, "sabar ya minuman, nanti aku minum kamu," wkwkwkwkw
katanya lagi, sambil nunggu buka Zaki mau tidur, lalu buka, makan nasi ayam kecap, minum jus guava, minum air putih, makan lagi, minum lagi, gemuk deh!

ahahahaha... semangat anak-anak! semoga tak hanya mendapat lapar dan haus ya sayang... tapi juga mendapat pahala dari sisi Allah, menjadi pondasi kuat agar kalian senantiasa kuat berpuasa di Ramadhan-Ramadhan tahun-tahun berikutnya, aamin... []