Wednesday 19 February 2014

Abang di Tahun Enam

Tiba juga saat ini. Saat tahun terakhir Abang Iq di Sekolah Kebangsaan Taman Universiti $ (SKTU 4).

Allah, rasanya baru kemarin sulungku itu lahir. Kugendong untuk pertama kalinya di ruangan bayi, sehari setelah ia muncul ke dunia. Rasanya baru kemarin aku panik karena ia gumoh untuk pertama kalinya. Rasanya baru kemarin aku belajar memandikannya.

Time goes by...

Sekarang ia sudah 12 tahun. Sudah besar. Sudah hampir akil baligh. Sudah kami ajak melanglang buana. Dan tanpa terasa, tahun ini ia sudah kelas enam.

Tahun enam adalah tahun istimewa. Tahun ia harus lebih rajin belajar jika ingin mencapai 5A. Tahun ia sibuk luar biasa.

Benar saja. Sehari sebelum ia masuk, aku mengajaknya ke sekolah untuk menemui guru kelasnya. Meminta saran dan nasihat karena ia terlambat seminggu dari kawan-kawannya. Dan sebelum kami pamit, setumpuk homework sudah menyapa.

"Thariq kena kerjakan ini... ini... itu... dan itu, eh," ujar Cikgu Rosmala.

Alhamdulillah, ia ceria saja. Tidak merasa terbebani dengan begitu banyaknya pelajaran dan aktivitas yang akan ia hadapi. Hingga pertengahan Januari, Iq mengajakku berbincang.

"Ma, Thariq masuk nasyid, ya. Sebab kalau tak, nanti Ustazah masukkan lumba tilawah."

Aku setuju saja. Kupikir, di umur dia yang sekarang, ia memang harus mendapat banyak pengalaman sebagai bekal hidupnya kelak. Sebagai bahan cerita indah yang akan mengukir senyum di bibirnya.

Lantas berita berikutnya muncul.

Thariq dipilih sebagai vocalist di grup nasyidnya karena dianggap memiliki suara yang sedap. Wahhh, ini tentu kejutan buatku. Tapi, aku lalu teringat Mel Shandy *ketauan umur, dah hahaha*

Kalau orang yang pandai mengaji, pasti enak menyanyi.

Begitulah Iq.
Maka, kesibukannya pun bertambah dengan latihan nasyid. Dipanggilkan Abang Alif, vocalist nasyid profesional dari luar.

No comments:

Post a Comment