Saturday 22 February 2014

Tahniah, Nashid Johan!

Begitu SMS Ustazah Nurul. Alhamdulillah... segala puji untukMu Ya Rabb, atas kemudahan bagi anak-anak kami hingga mereka bisa memenangkan perlombaan ini.

Tanggal 1 Maret nanti, mereka akan tampil di PIBG sekolah dan tanggal 8 Maret, insya Allah mereka akan mengikuti perlombaan tingkat daerah.

Semoga dimudahkan hingga teraih harap kalian semua, ya, Nak... menjadi johan di tingkat negara, aamiin :-)

-------------------------------------
Cerita di balik layar

"Malam ini, Thariq enggak boleh capek," begitu pesan Ustazah. Maka, kami yang rencananya mau mengajaknya ke Bukit Indah pun urung. Memilih ke Giant, membeli terigu dan teman-temannya, sekaligus membelikan Zaki kura-kura.

Sepulang dari Giant sudah agak larut. Thariq mengeluh lapar, tapi akhirnya kami memutuskan untuk makan di rumah. Mama sudah masak nasi, ada sayur kuah kuning *sebutan Zaki untuk segala jenis sayur yang berkuah kuning, haha*. Bisa untuk makan malam.

Sesampai di rumah, keduanya malah main-main. Sampai Mama mengingatkan berkali-kali baru mereka tidur.

Sabtu pagi.

Mama membangunkan Iq dari pukul lima. Tadinya dia minta dibangunkan pukul empat untuk qiyamul lail, tapi Mama enggak tega. Sayangnya Iq baru bangun pukul setengah enam. Itu pun tiduran lagi sampai jam enam lebih. Hmm...

Begitu bangun, dengan wajah merengut dia bilang, "Ma... sebenarnya Ustazah minta Thariq guna kasut kilat!"

Wakkksssss! Tadinya Mama mau teriak saking kagetnya, tapi mengingat nasihat seorang kawan yang ustazah untuk mulai mengurangi teriakan, Mama pun menarik napas panjang.

"Terus, gimana sekarang? Di mana beli kasut kilat jam segini? Ada kedai buka, ker?"

Thariq merengut. Mulutnya manyun semeter.

"Udah, mandi aja dulu. Nanti malah telat, pula. Biar Mama bilang ke Ustazah kalau Thariq pakai sepatu sekolah biasa," ujar Mama sambil meraih HP. Dengan cepat Mama ketik berita mengejutkan pagi itu di WA dan SMS.

"Ma, antar ke Munir. Iq mau pinjam," suara Iq berat.

"Kalau kita ke Munir, cukup masa ker? Berapa lama kita ke rumah Munir?"

Iq manyun lagi dan meninggalkan Mama yang menjahit sesuatu.

"Ma, minta nomor telepon Ustazah, Thariq mau minta nomor HP Hakimi. Thariq mau pinjam sepatu Hakimi," lanjutnya.

Mama pasrah. Thariq teepon Ustazahnya dengan telepon rumah. Tak berapa lama, ada reply SMS tentang nomor telepon Emak Hakimi.

Tepat pukul tujuh kurang lima belas, dengan diantar Ayah Thariq berangkat ke sekolah.

"Semoga berjaya, ya, Bang. Suaranya bagus, dan teraih harapan Abang dan team," doa Mama sambil mencium Thariq serta meniup lehernya. Hahaha, Mama apa-apaan, sih?

Seharian Mama tidak mendapat kabar dari Ustazah. Hingga pukul dua belas, Mama SMS menanyakan kabar Iq. Pulang pukul berapa. Tak ada jawaban hingga pas kami cari parkir di Bukit Indah, telepon berdering.

"Assalamu'alaikum, Puan. Thariq baru sahaja selesai perform. Ini tengah menunggu keputusan, tapi dia dah buat yang terbaik, dah. Nanti saya call kalau acara sudah selesai, yer, Puan."

Dan begitulah ceritanya, hingga SMS bahagia itu datang. Alhamdulillah 'ala kulli hal...

Selamat ya, Thariq... jadi vocalist-nya Nasyid sekolah. Mama jadi penasaran pengen tahu, :-)

--------------------------------------

No comments:

Post a Comment